Sudahkah Bersyukur Hari Ini ?
Pertanyaan umum yang sering diucapkan namun sering
pula diabaikan. Bersyukur merupakan sikap kita untuk berterima kasih kepada
sang maha pencipta atas apa yang telah diberikan kepada kita. Namun sering kali
kita melupakan esensi dari “syukur” itu sendiri.
Kitapun sering menganggap bahwa “syukur” mudah
diucapkan namun sulit untuk di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam
Q.S Ibrahim ayat 7 Allah menyatakan bahwa “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu
memaklumkan. Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya aku akan menambah
(nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azabku
sangat berat.”
"Andai saja aku memiliki mobil mewah itu,
pasti aku akan terlihat lebih berwibawa. Padahal dia sudah memiliki mobil yang
bisa digunakan untuk transportasi kemana-mana. Dia tidak kehujanan atau
kepanasan."
“Andai saja aku memiliki mobil itu, pasti
aku tidak terkena panas dan hujan. Sehingga aku bisa merasa lebih nyaman ketika
bepergian. Padahal dia sudah memiliki motor yang bisa digunakan untuk
transportasi yang cukup efisien dan tidak melelahkan daripada mereka yang
bersepeda atau berjalan kaki.”
“Andai saja aku memiliki motor itu pasti
aku tidak kecapean mengayuh sepeda. Bisa berpergian dengan menghemat waktu,
cepat dan tidak capek.”
“ Andai saja aku memiliki sepeda. Pasti
aku tidak perlu kelelahan ketika berpergian. Padahal dia sudah memiliki kedua kaki
yang bisa digunakan untuk berjalan.
aku heran dengan mereka yang tidak pernah
bersyukur atas apa yang Allah berikan Ucap orang yang tidak memiliki kaki.
Sebenarnya mengherankan ketika kita menuntut segalanya
kepada sang maha segalanya. Tetapi kita tidak menunjukkan sikap kita untuk
mendapatkan nikmatNya. Kita juga tidak menunjukkan perilaku – perilaku yang
pantas kepada Allah sang maha segalanya. Ingatlah! Allah memberikan apa yang
kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan. Tinggal kembali kepada pribadi
masing-masing apakah kita mensyukuri atas apa yang telah Allah berikan kepada
kita?
Ada yang meminta kepada Allah. Berikan saya ini,
berikan saya itu tetapi sikap dan perilakunya tidak santun kepada-Nya. Masih
sering berbuat maksiat, masih saja mendzolimi orang lain, membuat orang lain
sakit hati. Menghalalkan yang haram, dan mengharamkan yang halal.
Astagfirullah…apakah kita sudah tidak memiliki urat malu kepadaNya? Merasa
hidup paling sempurna dan sejahtera. Enggan membantu sesama. Padahal harta yang
ada, pada hakikatnya adalah hanya titipan-Nya. Yang bisa saja diambil kapan
saja oleh Dia sang maha pencipta. Karena Dia-lah yang menguasai kerajaan dan
bumi.
Mari kita belajar untuk menjadi pribadi yang pandai
bersyukur. Ketika hati gundah gulana. Masalah datang menerpa silih berganti.
Mari evaluasi kepada diri sendiri, kita telah melakukan dosa apa? sehingga
Allah tidak mengijabah setiap do’a-do’a kita. Sehingga Allah marah kepada kita.
Dan enggan mengabulkan setiap do’a-do’a yang kita panjatkan kepadaNya.
Asy Syaukani berkata, “Bersyukur pada
Allah adalah memuji-Nya sebagai balasan atas nikmat yang diberikan dengan cara
melakukan ketaatan pada-Nya” (Fathul Qodir, 5: 487).
Sudahkah Anda Bersyukur Hari Ini?
Para ulama menjelaskan bahwa seseorang
dinamakan bersyukur ketika ia memenuhi 3 rukun syukur :
- mengakui nikmat tersebut secara batin (dalam hati)
- membicarakan nikmat tersebut secara zhohir (dalam lisan)
- menggunakan nikmat tersebut pada tempat-tempat yang diridhoi Allah (dengan anggota badan).
Ibnu Taimiyah menyatakan, “Syukur haruslah dijalani dengan mengakui
nikmat dalam hati, dalam lisan dan menggunakan nikmat tersebut dalam anggota
badan.” (Majmu’ Al Fatawa, 11: 135)
Keutamaan syukur: akan ditambahkan
nikmatnya. Sesuai dengan firman Allah SWT,
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih”. (Al-Qur’an Surah Ibrahim, Juz 13, Surah Ke-14 : Ayat 7).
Al Hasan Al Bashri mengatakan, “Barangsiapa bersyukur pada Allah atas
berbagai macam nikmat yang dianugerahkan, Allah akan menjadikannya semakin
taat.”
Begitu pula terhadap nikmat yang
terlihat kecil dan sepele, syukurilah. Jika nikmat kecil saja tidak bisa
disyukuri, bagaimana lagi dengan nikmat yang besar.
“Barang
siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri
sesuatu yang banyak.” siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak
akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak.” (HR. Ahmad, 4: 278).
Ketika mengalami kesulitan hidup janganlah melihat
keatas. Lihatlah kebawah! masih banyak orang yang tidak seberuntung kita. Jauh
lebih menderita daripada kita. Kita bisa hidup tenang dan tenteram di negara
kita. Lantas bagaimana dengan mereka yang ada di Suriah dan Palestina? Mereka
hidup dikelilingi rasa takut yang mengguncang jiwa. Mereka kelaparan padahal
terkadang kita sering membuang makanan tanpa rasa berdosa. Banyak anak kecil
yang kehilangan orang tuanya. Banyak korban jiwa yang berjatuhan, darah syahid
yang berserakan dimana – mana. Masih pantaskah kita untuk tidak bersyukur?
Masihkah kita mengeluh dengan apa yang terjadi kepada kita?
Kita adalah makhluk Tuhan yang sungguh tiada
apa-apanya. Kita hanya hidup sementara di dunia yang penuh dengan fatamorgana
ini. Jadi, janganlah kita menyombongkan diri dan tidak mensyukuri atas nikmat
yang telah Allah berikan kepada kita. Jangan pernah menyesal atas apa yang
terjadi saat ini. karena yakinlah Allah akan memberikan yang terbaik untuk
kita. Akan ada hikmah di setiap skenario-Nya.
0 comments:
Post a Comment